Subang, sanggabuanamultimedia.web.id - Sejak tiga bulan terakhir masa paceklik melanda nelayan di wilayah Pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang di akibatkan cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin baratan yang melanda perairan Laut Utara Jawa.
Kondisi tersebut menyebabkan para nelayan tak bisa melaut sehingga nelayan kehilangan mata pencaharian dan berdampak kehilangan penghasilan dan menjadi pengangguran untuk sementara waktu.
Untuk meringankan beban untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para nelayan yang mengalami masa paceklik KPL Mina Bahari Muara Ciasem, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang,Jawa barat menyalurkan bantuan beras paceklik sebanyak 2.000 Kg atau 2 Ton Beras di bagikan kepada sedikitnya 60 nelayan anggota tetap Koperasi.Kamis (06/02/2025).
"Bantuan beras paceklik disalurkan untuk nelayan merupakan bentuk kepedulian jajaran pengurus Koperasi Mina Bahari Muara Ciasem sehingga di harapkan dapat meringankan beban mereka di tengah kondisi cuaca buruk yang saat ini sedang berlangsung," ujar Ali Basah.
Untuk tahap pertama sebanyak 2.000 Kg beras paceklik di bagikan kepada 60 nelayan anggota koperasi dan tahap kedua sebanyak 2.000 Kg atau 2 Ton beras akan di bagikan untuk nelayan non anggota koperasi terlayani, lanjutnya.
Program penyaluran beras paceklik ini telah menjadi agenda tahunan Koperasi Perikanan Laut Mina Bahari Muara Ciasem setiap kali menghadapi masa sulit akibat cuaca ekstrem atau di sebut penomena musim Baratan, ungkapnya.
Pada tahun 2025, jumlah beras yang dibagikan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, tuturnya.
"Untuk tahun ini, pembagian beras paceklik alami kenaikan. Setiap nelayan menerima 4 Kg beras," Jelas Ali Basa Petugas KPL Mina Bahari.
Penyaluran beras paceklik ini diharapkan dapat membantu para nelayan Blanakan menghadapi masa sulit hingga cuaca membaik dan mereka bisa kembali melaut untuk mencari nafkah, tandasnya.
Sementara itu di tengah cuaca buruk yang melanda perairan utara laut Jawa pasokan ikan ke pelelangan KPL Mina Bahari Muara Ciasem anjlok hingga 80% bahkan terkadang pasokan kosong di sebabkan nelayan tak melaut. (A. Hidayat)