Dalam kegiatan tersebut, Dara menekankan pentingnya tidak lagi membakar jerami setelah panen. Menurutnya, jerami memiliki kandungan unsur hara alami seperti N,P, dan K yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah jika dikembalikan ke lahan.
“Jerami jangan dibakar. Cukup ditebarkan kembali di sawah karena dapat menjadi pupuk alami yang memperkaya unsur hara tanah. Ini akan membantu meningkatkan produktivitas tanpa harus bergantung penuh pada pupuk kimia,” jelas Dara di hadapan para petani.
Selain itu, penyuluhan juga membahas pentingnya memilih varietas bibit padi unggul yang tahan terhadap hama wereng, penyakit hawa daun bakteri dan blast seperti varietas padi Invari 48-49, agar hasil panen lebih maksimal dan petani tidak merugi akibat serangan hama dan penyakit.
Dara juga memberikan penjelasan teknis tentang pengaturan jarak tanam antar bibit, yang menjadi faktor penting dalam pertumbuhan padi. Dengan jarak tanam yang ideal, tanaman padi dapat tumbuh lebih sehat dan menghasilkan bulir yang lebih banyak.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program UPTD Pertanian Kecamatan Majalaya, yang terus mendorong penerapan pertanian ramah lingkungan dan peningkatan kompetensi petani lokal.
Dara menyampaikan harapannya agar penyuluhan seperti ini bisa terus dilakukan secara rutin.
“Kami berharap para petani semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan menerapkan teknik bercocok tanam yang berkelanjutan. Dengan cara ini, hasil panen bisa meningkat tanpa merusak alam,” ujarnya.
Melalui penyuluhan ini, para petani diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan baru tentang teknik bertani modern, tetapi juga semakin termotivasi untuk mewujudkan pertanian yang produktif, sehat, dan berkelanjutan di wilayah Karawang. (Yopie Iskandar)

