Abdullah Samawi mengungkapkan, motivasi utamanya terjun ke bisnis tempe berawal dari ketertarikannya pada sistem kerja yang diterapkan oleh brand Tempe A-Zaki yang sudah dikenal di berbagai wilayah.
“Saya ingin menjadi bagian dari pembinaan Tempe A-Zaki ini. Dengan modal dan kemampuan yang ada, saya berusaha membangun rumah tempe sendiri. Harapannya, keberadaan usaha ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Untuk bahan baku, Rumah Tempe A-Zaki mengandalkan pasokan kedelai dari distributor di wilayah Karawang. Namun, Abdullah tidak menutup kemungkinan memanfaatkan hasil produksi lokal jika ketersediaannya mencukupi.
Menariknya, seluruh tenaga kerja yang dilibatkan berasal dari warga sekitar lokasi rumah tempe. Hal ini sesuai dengan komitmen Abdullah agar usaha ini benar-benar berdampak langsung pada perekonomian masyarakat.
Dari sisi produksi, usaha ini masih dalam tahap awal. Sejak September, kapasitas produksi harian berkisar antara 30 hingga 75 kilogram. Hingga akhir bulan, produksi sudah mencapai 75 kilogram per hari. Ke depannya, target produksi ditingkatkan hingga 1 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Cita-cita kami sederhana. Semoga Rumah Tempe A-Zaki ini bisa menjadi solusi lapangan kerja, menyerap tenaga kerja lokal, sekaligus ikut membantu pemerintah dalam mendorong ekonomi daerah,” tambah Abdullah.
Dengan visi kemitraan, pemberdayaan, dan target produksi besar, Rumah Tempe A-Zaki diharapkan menjadi salah satu UMKM unggulan Karawang Timur yang mampu membawa manfaat bagi masyarakat dan perekonomian daerah. (Yopie Iskandar)
